DOA NENO WARISMAN, MA'ARUF : MASA SAYA DAN PAK JOKOWI DIANGGAP KAFIR
Usai malam munajat 212 dilaksanakan, ada sebuah doa yang menjadi sorotan publik saat ini. Doa tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman.
Doa Neno sempat menjadi polemik karena dianggap ingin memenangkan Pilpres tetapi dengan mengancam Tuhan. Hal itu pun menjadi pro kontra di masyarakat.
Calon wakil presiden nomor urut 02, Ma'ruf Amin pun menanggapi hal itu.
1. Ma'ruf sebut Pilpres bukanlah Perang Badar
Doa Neno Warisman sempat menjadi sorotan, karena doa itu merupakan doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar. Melihat hal itu, Ma'ruf pun berpendapat bahwa kontestasi Pilpres 2019 ini bukanlah Perang Badar, melainkan hanyalah pemilihan presiden.
"Kok Pilpres jadi kayak Perang Badar. Perang Badar itu kan perang habis-habisan. Hidup mati. Kita kan hanya memilih pemimpin," ujar Ma'ruf di Cengkareng, Jakarta, Sabtu 24 Februari 2019.
2. Tak terima dianggap orang kafir
Ma'ruf juga tidak setuju saat neno mengatakan bahwa tidak akan ada lagi yang menyembah Tuhan, apabila kalah dalam Pilpres 2019.
"Menempatkan posisi yang lain sebagai orang kafir. Masa Pak Jokowi dengan saya dianggap orang kafir. Itu sudah tidak tepat. Menyayangkanlah," ucap Ma'ruf.
3. Isi puisi dan doa Neno Warisman
Sebelumnya, dalam acara malam Munajat 212 di Monas, Neno Warisman membacakan sebuah puisi sambil meneteskan air mata dan seruan suara takbir. Di dalam puisinya, ia banyak mengungkapkan harapan-harapan dan doa-doa.
“Munajat penuh harap kau turunkan pertolongan yang dijanjikan bagi yang terdera, bagi pemimpin terfitnah, ulama yang dipenjara,” ujar Neno.
“Jika engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir tak ada lagi yang menyembah-Mu. Izinkan kami, generasi kami yang memiliki pemimpin terbaik dengan pasukan terbaik untuk negeri adil makmur terbaik,” tambahnya.
Di akhir membaca puisinya, Neno memanjatkan doa agar semuanya dikeluarkan dari kegelapan dengan pemimpin yang berpihak kepada rakyat.
“Untuk hari depan yang baik, untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat, kami bermunajat, keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap,” kata dia.
4. Apa itu Perang Badar?
Beberapa ulama mengungkapkan bahwa doa yang diucapkan oleh Neno adalah doa Nabi Muhammad SAW saat menghadapi perang Badar. Perang Badar sendiri merupakan perang terbesar yang dilakukan umat Muslim melawan kafilah Quraisy.
Pada saat itu, kaum Quraisy mengetahui pergerakan umat Islam yang akan menyergap mereka. Sehingga, kaum Quraisy telah menyiapkan pasukan besar untuk berperang.
Kaum Quraisy lalu membawa 1300 pasukan. 600 diantaranya pasukan berbaju besi. dan 100 di antaranya penunggang kuda. Mereka juga membawa onta dalam jumlah yang besar.
Sementara, kaum muslimin hanya berjumlah 314. Ada yang mengatakan 319 orang. 83 di antaranya adalah kaum Muhajirin.
Melihat jumlah dan juga alat perang yang tidak sebanding dengan kaum Quraisy, Nabi Muhammad SAW lalu duduk khusyuk dan bermunajat kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW memohon pertolongan kepada Allah SWT dan berdoa.
“Ya Allah, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim no 1763).
Akhirnya, perang besar pertama ini dimenangkan oleh kaum muslimin. Tujuh puluh kamu Quraisy tewas di Perang Badar.
Komentar
Posting Komentar