8 POTRET BO-KAAP, TEMPAT COLORFUL YANG PERNAH DIHUNI ORANG INDONESIA
Jika di negara kita, bokap berasal dari bahasa prokem yang artinya ayah. Lain hal dengan salah satu destinasi colorful di Cape Town ini. Bo-Kaap ialah kawasan tempat tinggal para imigran Melayu yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.
Mereka datang ke Bo-Kaap pada abad ke-18 karena pada masa itu negara kita--termasuk Malaysia sedang mengalami masa penjajahan. Hal ini membuat banyak orang dari Indonesia maupun Malaysia menempuh perjalanan cukup panjang ke Cape Town untuk mencari kehidupan baru. Ada pula yang diasingkan kesini karena ia pemberontak dan masih ada alasan lainnya.
Ingin tahu seperti apa potret colorful Bo-Kaap beserta sejarahnya? Simak berikut ini!
1. Terletak di kaki Bukit Signal, sejak tahun 1760 Bo-Kaap menjadi kawasan mayoritas Muslim di Cape Town
Indonesia dan Malaysia, bisa dibilang negara rumpun melayu yang memperkenalkan Islam di Afrika Selatan khususnya Kota Cape Town. Menjadi tempat mayoritas umat Muslim, ketika berkunjung kemari bagi kalian yang berkeyakinan Islam tak perlu bingung hendak salat di mana. Di sini terdapat banyak masjid berdiri yang lokasinya menyebar rata di seluruh kawasan Bo-Kaap.
2. Awal kedatangan para imigran ke Bo-Kaap mereka masih menyewa rumah pada salah satu developer properti di sini. Hingga akhirnya pada tahun 1834, mereka dapat memiliki rumah sendiri
Awalnya daerah Bo-Kaap adalah tanah lapang yang dibeli oleh Jan de Waal, seorang developer properti yang kemudian membangun 'huurhuisjes' atau rumah kecil untuk disewakan kepada para imigran yang datang ke Bo-Kaap menjadi pekerja.
Keinginan kuat para imigran untuk memiliki rumah sendiri. Pada tahun 1834, pengembang properti mulai membangun banyak tempat tinggal di Bo-Kaap.
3. Karena para imigran telah memiliki rumah sendiri, mereka dapat mengubah warna cat rumahnya. Inilah asal muasal Bo-Kaap menjadi kawasan Colorful di Cape Town
Selain mayoritas penduduknya rumpun Melayu. Bo-Kaap memiliki peraturan unik teruntuk warganya yang di mana, jika rumah mereka berstatus sewa. Hanya diperbolehkan dicat dengan menggunakan warna putih.
Namun, jika rumah mereka telah menjadi hak milik sendiri. Mereka dapat mengecatnya berwarna-warni. Inilah yang jadi asal muasal Bo-Kaap menjadi kawasan colorful di Cape Town.
4. Penduduk di Bo-Kaap umumnya berprofesi sebagai penjahit, pengrajin, tukang bangunan, hingga nelayan
Untuk menyambung hidup, para imigran yang datang dengan latar belakang mulai dari melarikan diri, diasingkan hingga sengaja dijadikan pekerja di salah satu perusahaan milik Belanda dan Inggris yang berada di Afrika Selatan, khususnya di Bo-Kaap.
Umumnya mereka berprofesi sebagai penjahit, pengrajin dan tukang bangunan. Terlebih lokasi Bo-Kaap yang dekat dengan bukit, sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan baku pun melimpah.
Sebagian lainnya juga memilih profesi lain seperti menjadi nelayan. Karena letak Bo-Kaap sendiri kurang lebih 3 kilometer jaraknya dari pantai.
5. Di tahun 1943, sebuah komunitas berdiri untuk mempertahankan wilayah Melayu di Bo-Kaap
Multietnis! Sejak dahulu hingga saat ini, Bo-Kaap tidak hanya ditempati oleh masyarakat rumpun Melayu. Sadar mereka ialah pendatang, maka dari itu pada tahun 1943 berdirilah sebuah komunitas yang mengajukan kepada pemerintah untuk mempertahankan sekaligus melindungi masyarakat Melayu. Yang membuat wilayah Melayu, masih bertahan hingga saat ini. Sekedar informasi, Bo-Kaap di singgahi oleh penduduk asli Afrika, Melayu, dan India.
6. Sebelum bernama Bo-Kaap, kawasan ini dahulu memiliki banyak panggilan
Ternyata dahulu, Bo-Kaap memiliki empat panggilan yang diantaranya adalah Waalendorp, Perempatan Melayu, Slamse Buurt, dan Stotcheskloof.
7. Selain berkeliling di area bangunan yang penuh warna, Masjid Auwal menjadi tempat yang cukup terkenal di Bo-Kaap
Terkenal karena tertua di Bo-Kaap, menjadikan masjid ini dikunjungi oleh banyak wisatawan baik yang berkeyakinan Muslim maupun Non Muslim. Masjid ini berdiri pada tahun 1794. Tanah dari masjid ini adalah wakaf dari seorang pekerja yang bernama Coridon van Ceylon.
8. Ternyata masyarakat Bo-Kaap pada zaman itu pernah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi karena rezim Apartheid, bahasa ini beralih menjadi bahasa Inggris
Tahun 1930, Afrika Selatan khususnya Kota Cape Town dan Namibia, dijajah oleh koloni Inggris yang berhasil menguasai dua kota ini. Mereka membentuk sistem keji yaitu Rezim Apartheid yang memisahkan ras berdasarkan warna kulit. Karena hal inilah bahasa Melayu yang bertahan cukup lama di Bo-Kaap beralih menjadi bahasa Inggris.
Itulah tadi potret Bo-Kaap tempat colorful dan bersejarah yang pernah dihuni oleh orang Indonesia. Banyak kegiatan menarik lainnya lho yang bisa kalian lakukan di sini seperti berkunjung ke museum, kulineran, hingga berbelanja barang-barang kerajinan tangan dengan kualitas terbaik.
Pokoknya seru abis! Pastinya jangan lewatkan mengambil foto di spot-spot instagrammable di sini ya!
Komentar
Posting Komentar